Klik

Cari Blog Ini

Get Big Money With Your Website or Blog

Get cash from your website. Sign up as affiliate.

Minggu, 11 April 2010

KEMBALI KEPADA ALLAH (Langkah Penting untuk Pembaharuan Rohani)


Kata-kata Daud dalam Mazmur 42:2 ini mengungkapkan keadaan hatinya yang terasa semakin hampa. Ada kehampaan di dalam jiwanya karena ia merasa jauh dari Allah. Daud tahu bahwa ia tidak akan sempurna lagi sampai ia sekali lagi berdiam di hadirat Allah. Pengalaman Daud ini menjadi kunci pembaharuan rohani bagi dirinya, khususnya kembali kepada Tuhan. Dari pengalaman ini kita mendapati bahwa kunci pembaharuan rohani adalah Tuhan sendiri. Ini adalah suatu proses yang memerlukan usaha Aktif kita untuk mengejarnya. Tanggung jawab kitalah untuk memulai proses tersebut.

Melalui Yeremia (Yer. 6:16), Allah mengingatkan bahwa mereka sedang menempuh jalan yang jauh dari kehendak-Nya, sehingga jiwa mereka menjadi lelah. Untuk mendapatkan ketenangan bagi jiwa, merela harus kembali kepada Allah. Mengejar pemahaman seksama akan Firman Tuhan merupakan langkah awal untuk kembali kepada-Nya. seringkali, setelah menghabiskan banyak waktu di kebaktian kebangunan rohani, kita mendapati jiwa yang tenang. Doa-doa rutin dan pembacaan Alkitab yang teratur juga memberikan rasa lega yang sama bagi jiwa kita. Inilah saat-saat kita benar-benar kembali dan tenang di dalam Tuhan.

Kita semua bebas melakukan apa pun yang kita mau dan menjalani hidup yang kita ingini (1 Kor. 10:23). Tetapi, tidak semua hal yang kita lakukan itu bermanfaat dan sesuai dengan kehendak Tuhan. Semakin lama kita berada di jalan tersebut, semakin jauh kita dari Allah. Lagipula, semakin banyak waktu kita habiskan dengan jauh dari-Nya, maka semakin sedikit kita akan hidup bagi Dia dan melakukan hal-hal yang memuliakan Dia.

Kehidupan Salomo adalah referensi yang tepat untuk memeriksa diri kita sendiri. Semasa hidupnya, Salomo mencari dan medapatkan semua yang ia inginkan, kecuali satu hal—Allah.  Kita harus senantiasa mencari dan memeriksa jalan kita dan merenungkan kata-kata peringatan Tuhan (Pkh. 2:11; 12:13). Fakta tak terbantahkannya ialah, suka atau tidak, ahnya ada satu hal yang benar-benar penting—apakah kita sudah menjalani hidup untuk Tuhan. Semua pencapaian atau hasrat lainnya tak bisa menyaingi. Dengan standar apa kita harus memeriksa diri sendiri? Kuncinya, dengan berada dekat Tuhan dan kembali kepada-Nya.

Ketika kita menjalani hidup, banyak situasi yang mengingatkan betapa lemahnya kita sesungguhnya. Dan selagi kita ada di dunia ini, kita tidak dapat tetap benar dan kudus tanpa terus menerus memperbaharui diri menuju Allah (Hos. 6:3). Kadang-kadang, mungkin ada suatu titik saat kita nyaris meninggalkan iman dan Allah dengan menyerah pada pencobaan dan kelemahan. Roh Kdusu, yang diberikan Tuhan, lebih kuat dari kelemahan atau pencobaan apa pun. Ia tak akan pernah membiarkan kita terkatung-katung dan Ia akan selalu ada di depan kita, tetapi kita harus senantiasa tinggal di dalam-Nya (Yoh. 15:4). Tetapi, ini merupakan hubungan timbal balik—Roh Kudus akan selalu menolong kita, tetapi kita juga harus mengerjakan bagian kita.

Yesus Kristus senantiasa berdoa, baik pagi dan larut malam (Mrk. 1:35). Proses itu membuat Roh Kudus dapat senantiasa memberi Dia keberanian dengan kuasa Allah, dan kemuliaan Tuhan dinyatakan setiap kali Ia mengajar atau ketika orang sakit datang kepada-Nya. Roh Kudus membantu kita melewati semua kesulitan, betapa pun sukar atau tidada harapan. Segala sesuatu adalah mungkin bagi Allah dan Ia mampun memberikan pimpinan di setiap situasi (Mrk. 10:27). Pembaharuan rohani terjadi setiap kali kita menempatkan Allah sebagai yang terutama dalam hidup kita dan sewaktu kita dapat melawan pencobaan yang ada di hadapan kita dengan perbuatan yang benar. (GG)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar